My love, there's only you in my life
The only thing that's bright
My first love, you're every breath that I take
You're every step I make
And I, I want to share
All my love with you
No one else will do
And your eyes, your eyes, your eyes
They tell me how much you care
Oh yeah, you will always be
My endless love
Two hearts, two hearts that beat as one
Our lives have just begun
And forever I'll hold you close in my arms
I can't resist your charms
And love, oh love, I'll be a fool for you, I'm sure
You know I don't mind, oh, you know I don't mind
'Cause you, you mean the world to me
Oh, I know, I've found in you my endless love
Oh, and love, oh love, I'll be that fool for you, I'm sure
You know I don't mind, oh you know I don't mind
And, yes, you'll be the only one
'Cause no one no one can deny this love I have inside
And I'll give it all to you
My love, my love, my love
My endless love
Cintaku, hanya kau ada dalam hidupku
Satu hal yang terang
Cinta pertamaku, kau adalah setiap nafas yang kuambil
Kau adalah setiap langkah yang kubuat
Dan aku, aku ingin membagi
Semua cintaku denganmu yang
Tidak ada seorang lain pun akan lakukan
Dan matamu, matamu, matamu
Mereka mengatakan padku bagaimana besar kau peduli
Oh yaa, kau akan selalu menjadi
Cinta tanpa akhirku
Dua hati, dua hati yang berdetak sebagai satu
Kehidupan kita baru saja dimulai
Dan selamanya aku akan memegangmu erat dalam dekapan tanganku
Aku tidak dapat menahan pesonamu
And cinta, oh cinta, aku akan menjadi orang bodoh untukmu, aku yakin
Kau tahu aku tidak keberatan, oh, kau tahu aku tidak keberatan
Karena kau, kau berarti dunia untukku
Oh, aku tahu, aku telah menemukan didalammu cinta tanpa akhirku
And cinta, oh cinta, aku akan menjadi orang bodoh untukmu, aku yakin
Kau tahu aku tidak keberatan, oh, kau tahu aku tidak keberatan
Dan, ya, kau akan menjadi satu-satunya
Karena tidak ada tidak adaorang dapat menyangkal cinta yang aku punya didalam sini
Dan aku akan memberikan itu semua kepadamu
Cintaku, cintaku, cintaku
Cinta tanpa akhirku
cerita pendek Dan pengetahuan
Kamis, 14 Agustus 2014
Jumat, 04 Juli 2014
motivasi
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
Selama lebih
dari puluhan tahun misteri motivasi dan kinerja diungkap oleh para pakar
psikologi untuk mencari akar masalah terjadinya motivasi dan demotivasi di
lingkungan kerja. Beberapa ahli psikologi bahkan ada yang melakukan riset dan
eksperimen untuk mengkaji terjadinya motivasi dalam pekerjaan dan menentukan
faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi atau menurunkan motivasi
individu di tempat kerja.
A. APA ITU
MOTIVASI ?
Istilah
motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak
atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya
yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya
yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan
yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat.
Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks
pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang
karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan
upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001).
Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan
kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka
ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya
yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan
organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana
kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan
dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk
menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka
akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi
berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan
mengeluarkan upaya.
Proses motivasi
yang menunjukkan kebutuhan yang tidak terpuaskan akan meningkatkan tegangan dan
memberikan dorongan pada seseorang dan menimbulkan perilaku digambarkan sebagai
berikut:
Kebutuhan tidak terpuaskan
|
Tegangan
|
Dorongan
|
Perilaku Pencarian
|
Pengurangan Tegangan
|
Kebutuhan Terpuaskan
|
Pada umumnya
kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya,
motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang
kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena
terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja.
Kinerja yang
tinggi adalah fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi dan peluang
sumber daya pendukung, sehingga kinerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kinerja = f ( Motivasi x Kompetensi x Kesempatan )
B. TEORI MOTIVASI
Terdapat 5
teori motivasi yang paling popular dan berpengaruh besar dalam praktek
pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
1. Teori Efek Hawthorn
Penelitian oleh Elton Mayo pada perusahaan General
Electric kawasan Hawthorn di Chicago, memilki dampak pada motivasi kelompok
kerja dan sikap karyawan dalam bekerja. Kontribusi hasil penelitian tersebut
bagi perkembangan teori motivasi adalah:
· Kebutuhan
dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam meningkatkan motivasi dan
produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan kondisi fiisik lingkungan
kerja.
· Sikap karyawan
dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan
tempat kerja.
· Kelompok
informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan
sikap para karyawan.
· Kerjasama
kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan dikembangkan.
2. Teori Kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, pada dasarnya karyawan bekerja
untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut:
· Kebutuhan
fisiologis.
· Kebutuhan rasa
aman.
· Kebutuhan
social.
· Kebutuhan harga
diri.
· Kebutuhan
aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hierarkis, yaitu
suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi.
Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan perumahan terpenuhi,
maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan rasa aman dan
seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda-beda dalam
bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka pekerjaan apapun
akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Teori X dan Y
McGregor mengemukakan dua model yang menjelaskan
motivasi karyawan yang bekerja yaitu teori X dan teori Y.
Teori X menganggap bahwa:
· Karyawan tidak
suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja.
· Karyawan harus
diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik.
· Prosedur dan
disiplin yang keras lebih diutamakan dalam bekerja.
· Uang bukan
satu-satunya faktor yang memotivasi kerja.
· Karyawan tidak
perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Teori Y menganggap bahwa:
· Karyawan senang
bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan oleh karyawan.
· Karyawan akan
memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika merasa memuaskan.
· Manusia
cenderung ingin belajar.
· Kreatifitas dan
Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Teori Hygine dan Motivator
Menurut Herzberg, faktor yang menimbulkan kepuasan
kerja karyawan berbeda dengan faktor yang menimbulkan ketidak-puasan kerja
sebagai berikut.
Faktor Hygine meliputi :
· Kebijakan
perusahaan dan sistem administrasinya.
· Sistem
pengawasan.
· Gaya
kepemimpinan.
· Kondisi
lingkungan kerja.
· Hubungan antar
pribadi.
· Gaji / upah.
· Status.
· Kesehatan dan
keselamatan kerja.
Faktor Motivator meliputi :
· Pengakuan.
· Penghargaan
atas prestasi.
· Tanggungjawab
yang lebih besar.
· Pengembangan
karir.
· Pengembangan
diri.
· Minat terhadap
pekerjaan.
5. Teori Motivasi Berprestasi
David McClelland menjelaskan tentang keinginan
seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi
berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan.
Karyawan dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki
keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat
target telah tercapai dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan
berarti mereka tidak mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan.
Ada tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap
individu yaitu:
· Kebutuhan
berprestasi (Achievement motivation) yang meliputi tanggung jawab
pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan mengambil risiko
sedang.
· Kebutuhan
berkuasa (Power motivation) yang meliputi persaingan, mempengaruhi orang
lain.
· Kebutuhan
berafiliasi (Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan,
kerjasama dan perasaan diterima.
Dalam lingkungan pekerjaan, ketiga macam kebutuhan
tersebut saling berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan
tersebut dengan kadar yang berbeda-beda. Seseorang dapat dilatihkan untuk
meningkatkan salah satu dari tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk
meningkatkan kebutuhan berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam
tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain.
C. KARAKTERISTIK
MOTIVASI BERPRETASI
McClelland
seorang pakar psikologi dari Universitas Harvard di Amerika Serikat
mengemukakan bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh virus mental yang
ada pada dirinya. Virus tersebut merupakan kondisi jiwa yang mendorong
seseorang untuk mencapai kinerja secara optimal. Ada tiga jenis virus sebagai
pendorong kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi dan
kebutuhan berkuasa. Karyawan perlu mengembangkan virus tersebut melalui
lingkungan kerja yang efektif untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan
perusahaan.
Motivasi
berprestasi merupakan suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang melakukan
pekerjaan dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan berprestasi
tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berupaya
mencapai target yang telah ditetapkan, bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan dan memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu secara lebih
lebih baik dari sebelumnya.
Karyawan dengan
motivasi berprestasi tinggi sangat menyukai tantangan, berani mengambil risiko,
sanggup mengambil alih tanggungjawab, senang bekerja keras. Dorongan ini akan
menimbulkan kebutuhan berprestasi karyawan yang membedakan dengan yang lain,
karena selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Berdasarkan
pengalamam dan antisipasi dari hasil yang menyenangkan serta jika prestasi
sebelumnya dinilai baik, maka karyawan lebih menyukai untuk terlibat dalam
perilaku berprestasi. Sebaliknya jika karyawan telah dihukum karena mengalami
kegagalan, maka perasaan takut terhadap kegagalan akan berkembang dan
menimbulkan dorongan untuk menghindarkan diri dari kegagalan.
Ciri-ciri
perilaku karyawan yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut
McClelland adalah:
· Menyukai
tanggungjawab untuk memecahkan masalah.
· Cenderung
menetapkan target yang sulit dan berani mengambil risiko.
· Memiliki tujuan
yang jelas dan realistik.
· Memiliki
rencana kerja yang menyeluruh.
· Lebih
mementingkan umpan balik yang nyata tentang hasil prestasinya.
· Senang dengan
tugas yang dilakukan dan selalu ingin menyelesaikan dengan sempurna.
Sebaliknya
ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi berprestasi rendah adalah:
· Bersikap apatis
dan tidak percaya diri.
· Tidak memiliki
tanggungjawab pribadi dalam bekerja.
· Bekerja tanpa
rencana dan tujuan yang jelas.
· Ragu-ragu dalam
mengambil keputusan.
· Setiap tindakan
tidak terahan dan menyimpang dari tujuan.
Laporan hasil
penelitian tentang gaya manajerial dari 16.000 manajer di Amerika Serikat yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, menengah dan rendah menunjukkan
sebagai berikut :
· Manajer dengan
motivasi berprestasi yang rendah memiliki karakter pesimis dan tidak percaya
dengan kemampuan bawahannya. Sedangkan manajer dengan motivasi berprestasi
tinggi sangat optimis dan memandang bawahan baik dan menyenangkan.
· Motivasi
manajer dapat diproyeksikan pada bawahannya. Bagi manajer yang bermotivasi
prestasi tinggi selalu memperhatikan aspek-aspek pekerjaan yang harus
diselesaikan dan mendiskusikan tugas pekerjaan yang harus dicapai bawahannya,
sehingga mereka akan menerima.
· Manajer yang
bermotivasi berprestasi tinggi cenderung menggunakan metode partisipasi
terhadap bawahannya, sedangkan manajer dengan motivasi berprestasi sedang dan
rendah selalu menghindar dalam interaksi dan komunikasi terbuka.
· Manajer yang
prestasinya tinggi lebih memperhatikan pada manusia dan tugas / produksi,
manajer yang prestasinya sedang lebih memperhatikan tugas / produksi, sedangkan
manajer yang prestasinya rendah hanya memperhatikan kepentingan pribadi dan
tidak menghiraukan bawahannya.
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi berprestasi dengan tingkat kinerja. Artinya, para
karyawan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan cenderung memiliki
tingkat kinerja yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang motivasi berprestasinya
rendah kemungkinan akan memperoleh kinerja yang rendah.
D. TEKNIK
MEMOTIVASI KERJA
Beberapa teknik
untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku
kerja. Motivasi kerja akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti
dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki kebutuhan individu yaitu :
· Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan ini
paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus
dipenuhi adalah gaji / upah yang layak.
· Kebutuhan rasa
aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan kerja.
Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana
pensiun.
· Kebutuhan
sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam
hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan
interaksi kerja yang baik dan harmonis.
· Kebutuhan harga
diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam
hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan
sewenang-wenang.
· Kebutuhan
aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam
hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara
pribadi.
2. Teknik Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik
memotivasi kerja yang dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus
teknik komunikasi persuasif adalah ADIDAS sebagai berikut :
· A ttention, yaitu perhatian yang penuh
· D esire, yaitu hasrat dan keinginan yang membara
· I interest, yaitu minat dan kepentingan
· D esicion, yaitu keputusan yang tepat
· A ction,
yaitu tindakan nyata
· S atisfaction,
yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai
MENGATASI RACUN MOTIVASI
Memotivasi merupakan
salah satu faktor kunci untuk bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi.
Kegiatan memotivasi berkaitan dengan sejauhmana komitmen seseorang terhadap
pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang motivasinya
terhadap suatu pekerjaan rendan atau turun akan memiliki komitmen terhadap
pelaksanaan penyelesaian pekerjaannya. Karyawan tersebut termasuk orang yang
kurang semangat atau motivasi rendah. Pada dasarnya, yang membuat karyawan
kehilangan motivasi atau tidak semangat adalah situasi dan kondisi pekerjaan
itu sendiri.
Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan baik
Untuk
mengetahui apakah seorang karyawan memiliki motivasi yang tinggi dalam
melakukan tugas akan dapat diketahui dengan mengamati karyawan dengan
tanda-tanda motivasi baik adalah :
· Bersikap
positif terhadap pekerjaannya
· Menunjukkan
perhatian yang tulus terhadap pekerjaan orang lain dan membantu mereka bekerja
lebih baik
· Selalu menjaga
kesimbangan sikap dalam berbagai situasi
· Suka memberi
motivasi kepada orang lain walaupun kadang tidak berhasil
· Selalu berpikir
positif dari suatu kejadian
Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan buruk
Untuk
mengetahui apakah seorang karyawan kehilangan motivasi tidak selalu mudah
karena jarang diungkapkan. Namun hal ini dapat diketahui dari perubahan sikap
yang terjadi pada dirinya yang dapat diamati. Tanda-tanda sikap karyawan yang
tidak memiliki motivasi kerja adalah :
· Tidak bersedia
bekerja sama
· Tidak mau
menjadi sukarelawan
· Selalu datang
terlambat, pulang awal dan mangkir tanpa alasan
· Memperpanjang
waktu istirahat dan bermain game dalam waktu kerja
· Tidak menepati
tenggat waktu tugas
· Tidak mengikuti
standar yang ditetapkan
· Selalu mengeluh
tentang hal sepele
· Saling
menyalahkan
· Tidak mematuhi
peraturan
Cara mengatasi penurunan motivasi
Suatu hal yang
perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami kerugian akibat
penutunan motivasi, maka kita perlu mengatasi masalah tersebut dan mencegah
dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi.
Beberapa
pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi kekurangan semangat dan motivasi
dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan pendekatan kuratif dan pendekatan
preventif.
1. Pendekatan
Kuratif
Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah melihat
apakah masalah yang menimbulkan pengaruh pada motivasi penting atau tidak dalam
pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu penting maka kita tidak perlu
merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting dalam pekerjaan,
maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang untuk
mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan,
misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui
secara langsung, hubungi melalui surat atau telepon.
2. Pendekatan
Antisipatif
Karyawan sebaiknya bekerja dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan
hati sewaktu bekerja dan jangan terganggu dengan perasaan gelisah. Bila merasa
gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka sebaiknya
menenagkan diri di luar ruang kerja dengan cara yang diyakini berhasil,
misalnya dengan berdoa atau yoga. Karyawan disarankan bersikap dan berpikir positif
terhadap pekerjaan.
Langganan:
Postingan (Atom)